Sistem pernapasan dan sirkulasi
a. Fungsi sistem pernapasan :
·
Mengambil oksigen
·
Mengeluarkan CO2
·
Menghangatkan dan
melembabkan udara ( hidung )
Susunan saluran napas :
1. Mulut/hidung
2. Faring
3. Larings
4. Trakea
5. Bronkus
6. Bronkiolus
7. Alveolus (tempat pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru).
b. Fungsi sistem sirkulasi ::
- Alat angkut : O2, CO2, zat nutrisi, zat sampah.
- Pertahanan tubuh terhadap penyakit dan racun
- Mengedarkan panas ke seluruh tubuh
- Membantu membekukan darah bila terjadi luka
Sistem sirkulasi, terdiri dari :
·
Jantung
·
Pembuluh darah (
arteri, vena, kapiler )
·
Darah dan
komponennya ( sel darah merah, sel darah putih, keping darah,
·
plasma )
·
Saluran limfe
Pengertian mati klinis dan mati biologis
Mati klinis :
Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat
reversibel, penderita
punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa
kerusakan otak.
Mati biologis :
Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung,
dimulai dengan kematian
sel otak, bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang
ekstrim dingin, pernah
dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil
).
Tanda-tanda pasti mati :
a. Lebam mayat
b. Kaku mayat
c. Pembusukan
d. Tanda lainnya : cedera mematikan.
4 Komponen rantai survival
a. Kecepatan dalam permintaan bantuan
b. Resusitasi jantung paru ( RJP )
c. Defibrilasi
d. Pertolongan hidup lanjut
3 komponen Bantuan Hidup Dasar
a. A (Airway Control) : penguasan jalan napas
b. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan
c. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan
jantung luar) dan menghentikanperdarahan besar.
2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas
·
Lidah ( pada
orang dewasa yang tidak ada respon )
·
Benda asing (
pada bayi dan anak kecil )
2
macam cara
membuka jalan napas
·
Teknik angkat
dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang).
·
Perasat
pendorongan rahang bawah (jaw thrust maneuver)
Cara memeriksa napas
Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 3-5 detik.
2 teknik untuk membersihkan jalan napas
·
Menempatkan
posisi pemulihan
·
Sapuan jari
Mengenali sumbatan jalan napas
·
Sumbatan parsial
: penderita berupaya untuk bernapas, mungkin disertai bunyi napas tambahan
seperti mengirik, mengorok, kumur, dll.
·
Sumbatan total :
penderita sulit bernapas dan akhirnya akan kehilangan kesadaran
Cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai
penderita
Sumbatan jalan napas total dapat diatasi dengan Perasat Heimlich
(Heimlich
Manuveur), yaitu :
·
Hentakan perut :
letak kompresi pada pertengahan antara pertemuan iga kanan/kiri dengan pusar.
·
Hentakan dada :
letak kompresi pada pertengahan tulang dada
Prinsip dasar bantuan pernapasan
2 Teknik bantuan pernapasan :
a. Menggunakan mulut penolong :
- mulut ke masker RJP
- mulut ke APD
- mulut ke mulut/ hidung
b. Menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag
Valve
Mask)
Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut :
- penyebaran penyakit
- kontaminasi bahan kimia
- muntahan penderita
Frekwensi pemberian napas buatan untk masing-masing
kelompok umur
penderita.
Dewasa : 10-12 x pernapasan/ menit, masing-masing 1,5-2
detik
Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5
detik
Bantuan Hidup Dasar
Materi Pertolongan Pertama
- Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
- Bayi baru lahir : 40 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
Tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak
bernapas
a. Tanda pernapasan adekuat :
- Dada dan perut naik turun sirama dengan pernapasan
- Penderita tampak nyaman
- Frekuensi cukup ( 12-20x/menit )
b. Tanda pernapasan kurang adekuat :
- Gerakan dada kurang baik
- Ada suara napas tambahan
- Kerja otot bantu napas
- Sianosis ( kulit kebiruan )
- Frekuensi napas kurang/ berlebih
- Perubahan status mental
c. Tanda tidak bernapas :
- Tidak ada gerakan dada/ perut
- Tidak terdengar aliran udara melalui mulut/ hidung
- Tidak terasa hembusan napas dari mulut/ hidung.
Prinsip dasar Bantuan Sirkulasi
Bantuan sirkulasi dilakukan dengan pijatan jantung luar,
kedalaman PJL :
- Dewasa : 4 – 5 cm
- Anak dan bayi : 3 – 4 cm
- Bayi : 1,5 – 2,5 cm
Prinsip Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B, dan C.
Sebelum melakukan RJP, penolong harus memastikan :
- Tidak ada respon
- Tidak ada napas
- Tidak ada nadi
- Alas RJP harus keras dan datar
a. 2 macam rasio pada RJP
1. Dewasa dikenal 2 rasio :
- 2 penolong : 15:2 (15 kali PJL, 2 kali tiupan) per siklus
- 1 penolong : 5:1 (5 kali PJL, 1 kali tiupan) per silkus
2. Anak dan bayi hanya dikenal 1 rasio : 5:1 ( 5 kali PJL, 1
kali tiupan ) per
silkus
b. Prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar
Pijatan jantung luar bisa dilakukan karena jantung terletak
diantara tulang dada
dan tulang punggung.
Letak titik pijatan pada PJL :
1. Dewasa : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri,
menggunakan 2
tangan.
2. Anak : 2 jari diatas pertemuan iga terbawah kanan/kiri,
menggunakan 1
tangan.
3. Bayi : 1 jari dibawah garis imajiner antara kedua puting
susu bayi,
menggunakan 2 jari ( jari tengah dan jari manis )
c. 6 tanda RJP dilakukan dengan baik
- Saat melakukan PJL, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik.
- Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan napas.
- Reaksi pupil mata mungkin kembali normal
- Warna kulit penderita berangsu-angsur kembali membaik
- Mungkin ada reflek menelan dan bergerak
- Nadi akan berdenyut kembali
d. 5 macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP
- Patah tulang dada/ iga
- Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
- Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )
- Luka dan memar pada paru-paru
- Robekan pada hati
e. 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan
- penderita pulih kembali
- penolong kelelahan
- diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
- jika ada tanda pasti mati
f. Kesalahan pada RJP dan akibatnya
KESALAHAN
|
AKIBAT
|
Penderita tidak berbaring pada
bidang keras
|
PJL kurang efektif
|
Posisi penderita tdak
horizontal
|
Bila kepala lebih tinggi,
darah yang ke otak berkurang
|
Tekan dahi angkat dagu, kurang
baik
|
Jalan napas terganggu
|
Kebocoran saat melakukan napas
buatan
|
Napas buatan tidak efektif
|
Lubang hidung kurang tertutup
rapat
|
Napas buatan tidak efektif
|
Tekanan terlalu dalam/terlalu
cepat
|
Patah tulang, luka dalam
paru-paru
|
Rasio PJL dan napas buatan
tidak baik
|
Oksigenasi darah kurang
|
Referensi :
Materi 4 – Bantuan Hidup Dasar
Materi Pertolongan Pertama
PMR Wira SMA Negeri 1 Bondowoso
http://parawira-smasa.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar